Globalisasi
2012
Feb.28
Feb.28
Perkembangan Globalisasi
Di
era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) menjadi
faktor yang sangat mempengaruhi kehidupan. IPTEK menjadi faktor penentu
keberadaan dan kemajuan masyarakat. Teknologi
informasi muncul sebagai akibat semakin merebaknya globalisasi dalam
kehidupan organisasi, semakin kerasnya persaingan bisnis, semakin
singkatnya siklus hidup barang dan jasa yang ditawarkan, serta
meningkatnya tuntutan selera konsumen terhadap produk dan jasa yang
ditawarkan. Untuk mengantisipasi semua ini, perusahaan mencari terobosan
baru dengan memanfaatkan teknologi.
Globalisasi
ditandai dengan perkembangan teknologi komunikasi, informasi, dan
transportasi. Oleh karena itu, globalisasi telah membawa perubahan
perilaku terhadap kehidupan masyarakat, baik di bidang politik, ekonomi,
sosial maupun budaya.
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di
kalangan remaja. Pengaruh globalisasi terhadap generasi muda juga begitu
kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak generasi muda
kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-
hari remaja sekarang.
1. Perubahan Perilaku Masyarakat
Globalisasi telah membawa pengaruh yang luas terutama perubahan perilaku masyarakat dalam berbagai hal. Misalnya, gaya hidup, perjalanan, komunikasi, makanan, pakaian, nilai-nilai, dan tradisi.
a. Gaya Hidup
Arus globalisasi juga berdampak pada gaya hidup, baik itu dampak negatif maupun positif. Mayarakat
kita khususnya para remja banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat
yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
Arus globalisasi berdampak negatif pada masyarakat, misalnya gaya
masyarakat sehari-hari cenderung bergaya hidup mewah. Dengan melihat
tayangan-tayangan sinetron, telenovela yang ada di TV membuat orang
tidak menyesuaikan dengan pendapatan rumah tangganya. Namun juga
berdampak positif, misalnya orang sekarang sangat menghargai waktu.
“TIME IS MONEY” Ungkapan itu secara mudah berarti waktu adalah uang.
Ungkapan yang tak asing lagi bagi kita. Menghargai waktu sangat penting.
Begitu pentingnya waktu, mereka menyamakan waktu dengan uang. Jadi
waktu adalah sesuatu yang sangat berharga. Oleh karena itu, banyak di
kalangan kita yang menghargai waktu. Hal ini berdampak positif bagi
bangsa indonesia. karena, dengan adanya ungkapan itu, waktu tidak
terbuang dengan sia-sia.
b. Transportasi
Sejak dahulu kala transportasi telah digunakan dalam kehidupan masyarakat. Hanya saja alat angkut yang dimaksud bukan seperti sekarang ini. Sebelum tahun 1800 alat pengangkutan yang digunakan adalah tenaga manusia, hewan, dan sumber tenaga dari alam. Pengangkutan barang-barang dalam jumlah kecil serta waktu yang ditempuh lama sekali.
Antara tahun 1800-1860 transportasi telah mulai berkembang dengan
dimanfaatkannya sumber tenaga mekanis seperti kapal uap, kereta api,
yang banyak digunakan dalam dunia perdagangan.
Pada tahun 1860-1920 telah ditemukan kendaraan bermotor, pesawat
terbang, dalam masa kini angkutan kereta api dan jalan raya memegang
peranan penting pula. Dalam tahun 1920 transportasi telah mencapai
tingkat perkembangan pada puncaknya (mature), dengan sistem transportasi
multi modal (multi modal system). Dalam abad ke-20 ini pertumbuhan
transportasi berkembang pesat sejalan dengan kemajuan teknologi
mutakhir.
Bagi masyarakat sekarang, menempuh jarak yang jauh tidaklah menjadi
kendala. Berbagai sarana angkutan sudah tersedia dari yang sederhana
sampai yang canggih. Di era globalisasi ini, pergerakan orang dan barang
makin cepat dan mudah. Teknologi transportasi yang berkembang dengan
pesat memberikan pelayanan prima. Inilah dampak positif dari arus
globalisasi di bidang transportasi. Transportasi darat, seperti bus,
kereta api, dan sebagainya. Sedangkan transportasi udara, yakni pesawat
terbang memungkinkan perjalanan jarak jauh dengan waktu tempuh yang
singkat.
Dampak negatifnya, tingginya kemajuan di bidang transportasi mengakibatkan padatnya arus lalu lintas. Dengan banyak perjalanan yang dilakukan oleh berbagai alat transportasi, mengakibatkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh udara kotor dari knalpot.
Dampak negatifnya, tingginya kemajuan di bidang transportasi mengakibatkan padatnya arus lalu lintas. Dengan banyak perjalanan yang dilakukan oleh berbagai alat transportasi, mengakibatkan pencemaran udara yang diakibatkan oleh udara kotor dari knalpot.
c. Komunikasi
Teknologi modern semakin menguasai kehidupan masyarakat
Indonesia. Semua dapat dimulai dengan sentuhan kecil. Dengan satu jari,
masyarakat dapat menjadi lebih cerdas dan kaya akan pengetahuan, baik
internasional maupun nasional. Masyarakat Indonesia dapat mengetahui
berbagai berita dan kejadian-kejadian yang ada di penjuru dunia melalui
internet. Teknologi
internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Terutama bagi anak muda internet sudah
menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya
tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan
mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang
menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno.
Semuanya dapat dilakukan hanya dengan sentuhan kecil dan dalam satu
genggaman. Mengapa hal tersebut dapat terjadi? karena sekarang adalah
era globalisasi. Globalisasi yaitu suatu proses antarindividu,
antarkelompok, dan antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait,
dan memengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Era
globalisasi ini terlihat dari adanya ciri-ciri akan globalisasi itu
sendiri. Ciri-cirinya adalah perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet yang menunjukkan bahwa
komunikasi global terjadi demikian cepatnya.
Perkembangan barang-barang seperti telepon genggam, televisi satelit,
dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian
cepatnya. Terbukti dari telepon genggam yang dahulunya digunakan untuk
menelpon dan sekedar mengirim pesan singkat. Tetapi sekarang telepon
genggam memiliki fungsi yang begitu banyak. Yaitu, mendengarkan musik
atau radio, berbagi foto dan video, untuk chatting, internet dan juga
menonton televisi. Bahkan ada juga telepon genggam yang mampu mengedit
foto dan juga memiliki forum obrolan tersendiri.
Di era global ini, komunikasi merupakan sesuatu hal yang sangat penting. Komunikasi tidak mengenal waktu dan tempat. Kita bisa berkomunikasi dengan orang lain kapan saja dan di mana saja. Komunikasi ini cenderung mengurangi pertemuan orang per orang, kelompok keluarga dengan kelompok keluarga lain. Mereka mengandalkan pertemuan dengan melalui telepon atau HP. Pesawat telepon seluler/HP ini dapat dibawa ke mana saja. Karena kecilnya, sehingga orang dapat berkomunikasi kapan saja meskipun sedang bepergian.
Pemakaian HP dalam era globalisasi juga berdampak positif dan negatif. Dampaknya positif dengan cepat di mana saja dan kapan saja, kita bisa berkomunikasi dengan keluarga, teman, kenalan, hubungan bisnis dan siapa saja dengan cepat. Dampak negatifnya, misalnya menjadi pemborosan, jika hanya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Di samping itu, HP juga berdampak mengurangi silaturahmi (kunjungan antarkeluarga), sebab cukup dengan kirim SMS atau telepon saja.
d. Pakaian
Arus globalisasi juga berdampak pada jenis dan model pakaian. Semua itu dapat kita rasakan, betapa sudah banyak perubahan tren model pakaian yang mengikuti tren model pakaian saat ini, yang menyebabkan semakin lama kelamaan semakin tersingkirkan pakaian yang terdapat di negeri ini, agar semua itu tidak terjadi sebaiknya kita harus membuat tren pakaian yang tidak terlalu jaman dulu, tetapi kita harus membuat pakaian yang diamana terdapat unsur modern juga, agar supaya orang dapat melihatnya baik dari sisi modern tetapi masih terlihat klasik, dimana klasik tersebut untuk melihatkan unsur pakaian yang tidak menghilangkan seni pakaian dahulu. Sebab dengan begitu kita bisa mengikuti perubahan tren pakaian saat ini, tanpa harus takut untuk kehilangan unsur-unsur pakaian dahulu.
Dengan arus globalisasi, pakaian dengan mode yang sama dipakai oleh orang di berbagai belahan dunia. Contohnya adalah celana jeans. Celana jeans sudah mengglobal. Dalam kehidupan sehari-hari, di mana saja baik itu laki-laki atau pun perempuan sudah terbiasa memakai celana jeans. Padahal dulunya, jenis celana ini hanya digunakan oleh orang-orang tertentu dan di tempat-tempat tertentu. Begitu juga dengan baju kaos, yang lazim disebut T-Shirt. Jenis pakaian ini sudah menjadi pakaian yang biasa dan dapat ditemukan di mana saja. Apakah perubahan orang memakai pakaian akibat globalisasi telah berdampak positif atau negatif? Jenis pakaian di luar contoh di atas masih banyak. Misalnya, orang meniru pakaian yang sedang ”ngetren” saat itu. Jika di televisi yang sedang ”ngetren” pakaian mini maka banyak masyarakat berpakaian mini. Atau pakaian yang sedang ramai di kalangan remaja yaitu pakaian yang seharusnya anggota badan itu tertutup. Jenis pakaian ini tidak sesuai dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat kita, jelas ini akan berdampak negatif. Akan tetapi dari jenis pakaian, arus globalisasi juga berdampak positif. Kini, kita dapat dengan mudah mendapatkan berbagai jenis, baik itu model, bahan atau kualitas dan sebagainya. Trend pakaian ini berkembang pesat di kalangan remaja.
Dari
cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian
yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak
kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat
beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain
dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai
dengan kepribadian bangsa.
e. Makanan
Perkembangan Globalisasi juga berpengaruh pada aspek makanan. Yang dulunya makanan dibuat dengan cara sederhana, seperti membuat tempe, tahu, tapai. Kini makanan dapat dibuat dengan cepat. Hal ini membuat makanan yang selama ini kita konsumsi semakin langka dan membuat makanan yang baru kembali beranjak semakin luas yaitu makanan siap saji atau di sebut juga jungfood.
Masyarakat Indonesia yang ada di kota-kota besar banyak yang
mengkonsumsi makanan junk food sebenarnya berasal dari negara lain
seperti ayam goreng (Mc Donald), pizza, spaghetti, dan hamburger dari
pada makanan tradisional yang sudah jarang terlihat contohnya, kue
cucur, kue putu, lontong sayur, ketupan sayur dan masih banyak lagi.
Mereka lebih bangga atau menyukai makanan tersebut daripada makanan khas
Indonesia seperti nasi gudeg, nasi gandul, nasi pecel dan lain-lain.
Masyarakat yang beralih selera ke junk food Berawal dari
masakan luar yang masuk ke Indonesia seperti halnya burger, pizza,
steak, friedchiken, dan yang lainnya. Kemudian segala masakan yang
berasal dari daerah lain pun semakin ditinggalkan. Oleh karena itu
mulailah banguna resto berdiri ke wilayah-wilayah atau daerah yang
membuat makanan tradisional terhapus dengan adanya jungfood.
Bukan hanya makanan tradisional yang menghilang sekarang pun sudah
banyak berdiri supermarket yang menjual segala bahan makanan yang ingin
di konsumsi. Oleh sebab itu pasar tradisional sudah jarang kita temui di
wilayah kota. Padahal makan atau bahan-bahan masakan yang ingin kita
nikmati tidak mengandung zat-zat kimia yang akan merusakan kesehatan
kita.
f. Nilai-nilai
Sebelum terjadi berbagai kemajuan pesat akibat pengaruh globalisasi, masyarakat kita sangat menghargai dan menerapkan nilainilai dan norma-norma yang berlaku sebagai masyarakat Timur. Nilai dan norma yang ditanamkan oleh nenek moyang kita adalah nilai-nilai dan norma-norma yang luhur, seperti sopan santun, tata krama, kerukunan dan sebagainya. Oleh karena itu, kehidupan masyarakat berlangsung secara teratur, alamiah, dan damai. Setelah terjadi arus globalisasi, nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku mulai bergeser. Akibat pengaruh teknologi dan budaya asing, nilai-nilai dalam kehidupan kemasyarakatan seperti nilai kerukunan, gotong royong sekarang ini sudah mulai luntur. Apalagi di kota-kota besar nilai-nilai semacam ini sudah jarang ditemui. Mereka hidup dengan sendiri-sendiri. Namun di pedesaan nilai-nilai seperti itu masih nampak. Dampak negatifnya, masyarakat cenderung lebih bersifat individual.
Hal ini mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam
antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam
globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara
yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidak pedulian
antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang
tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.
Dilihat
dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan
santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan.
Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka. Contohnya adanya geng motor anak muda yang
melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat.
g. Tradisi
Tradisi yang berlangsung di masyarakat lama kelamaan luntur. Masyarakat sudah tidak begitu mengikuti tradisi yang ada. Misalnya tradisi ”tedak siti” bagi bayi yang mulai berlatih berjalan, yaitu mulai menempelkan kakinya di tanah. Tradisi ini berlangsung pada suku Jawa! Sebaliknya, masyarakat khususnya generasi muda cenderung menyukai adat dan tradisi asing. Misalnya, lagu pop dari Eropa atau Amerika, lebih disukai daripada lagu daerah atau lagu nasional. Demikian juga pakaian, generasi muda lebih suka memakai pakaian ala barat daripada pakaian tradisional. Upacara adat pernikahan banyak dipengaruhi budaya asing. Mereka banyak yang menyukai pakaian pengantin bergaya Eropa.
Seni tradisi yang berpangkal pada kebiasaan hidup dan budaya
masyarakat Indonesia, lambat laun telah tergeser dengan perkembangan
zaman. Padahal jika ditilik lebih dekat, semua jenis seni tradisi
merupakan bagian dari jiwa masyarakatnya. Pola hidup sederhana yang
terwujud dalam karya-karya seni warisan leluhur sudah banyak
ditinggalkan oleh generasi yang “menganggap dirinya modern”. Kesenian
dalam perwujudan karya yang memiliki nilai estetika tinggi seperti seni
ludruk, wayang kulit, tarian tradisional, seni lukis tradisional, olah
raga tradisional, dan beberapa seni tradisi lain sudah jarang diminati.
Arus globalisasi telah banyak merubah pola pikir dan pandangan generasi muda Indonesia terhadap nilai-nilai seni tradisional. Yang semula seni tradisi dijadikan kebanggaan bangsa, kini telah berubah menjadi sesuatu yang tak bernilai lagi. Banyak generasi muda Indonesia yang salah dalam menyerap arti globalisasi, mereka lebih mengarah dan terpengaruh dengan “westernisasi”. Hanya sedikit orang yang masih mempertahankan seni tradisi dengan tujuan agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman.
Arus globalisasi telah banyak merubah pola pikir dan pandangan generasi muda Indonesia terhadap nilai-nilai seni tradisional. Yang semula seni tradisi dijadikan kebanggaan bangsa, kini telah berubah menjadi sesuatu yang tak bernilai lagi. Banyak generasi muda Indonesia yang salah dalam menyerap arti globalisasi, mereka lebih mengarah dan terpengaruh dengan “westernisasi”. Hanya sedikit orang yang masih mempertahankan seni tradisi dengan tujuan agar tidak tergerus oleh kemajuan zaman.
Selain itu pula semakin majunya perkembangan jaman saat ini, dapat kita
rasakan betapa berkurangannya anak-anak saat ini yang mengenal
permainan jaman dahulu yang juga merupakan keanekaragaman tradisi bangsa
Indoneisa. Dimana sewaktu jaman orang tua kita lakukan, seperti petak
umpet, main lompat tali, congklak, bola bekel dan masih banyak lagi, dan
itu hanya beberapanya saja yang sekarang masih di sering kita lihat dan
permainkan. tetapi semua itu makin lama akan semakin tergerus oleh
jaman, kalau saja kita sebagai penerus bangsa tidak dapat
melestarikannya kembali. Tetapi perkembangan jaman
semakin maju, semua itu menyebabkan permainan dahulu menjadi punah dan
menjadi langka. Sebab permainan saat ini sudah banyak yang mengunakan
teknologi canggih, seperti mobil-mobilan dengan menggunakan remot
control, PSP dan sebagainya.
2. Dampak Globalisasi
a. Dampak Positif
Globalisasi membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif dari arus globalisasi, antara lain :
1) Memperkaya unsur-unsur kebudayaan
Sebagai dampak dari derasnya arus informasi dan komunikasi telah membuat makin globalnya nilai-nilai budaya. KFC, Dunkin Donat yang semula jenis makanan lokal sekarang menjadi makanan internasional. Selain itu berjuta-juta orang di dunia bersama-sama menyaksikan pertandingan sepak bola melalui media yang sama yaitu TV. Nilai-nilai budaya yang ada di tiap-tiap negara dapat dinikmati oleh negara-negara lain di dunia, sehingga dampak ini dapat juga memperkaya unsur-unsur kebudayaan di negara Indonesia.
2) Meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan adanya globalisasi maka negara yang sudah maju dapat terlihat oleh negara lain. Negara berkembang, seperti Indonesia yang belum maju dapat terpacu untuk lebih meningkatkan pada bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya anak-anak suatu negara untuk belajar ke negara yang sudah maju dan banyak mendatangkan tenaga-tenaga ahli dalam pembangunan suatu negara.
b. Dampak Negatif
Dampak negatif dari arus globalisasi, antara lain :
1) lunturnya nilai-nilai dan tradisi lama,
2) mempengaruhi tingkah laku yang cenderung negatif, seperti demo, tawuran antarpelajar, perampokan dan sebagainya,
3) mempengaruhi gaya hidup menjadi bergaya hidup mewah, dan
4) semangat belajar anak-anak menurun, sebab mereka cenderung melihat TV dengan berbagai acara yang menarik.
3. Sikap Kita terhadap Globalisasi
Globalisasi telah membawa perubahan dalam kehidupan masyarakat dunia. Tidak ada sekat yang menghalangi terjadinya komunikasi antarindividu. Globalisasi juga telah menyuguhkan banyak informasi yang berasal dari negara lain. Berbagai macam informasi mengalir dari satu tempat ke tempat lain. Banyak hal positif dari pertukaran arus informasi ini kita dapat. Namun juga tidak sedikit hal yang negatif yang terkandung di dalamnya.
Bagaimana sikap kita terhadap globalisasi ini? Globalisasi bisa berdampak positif, bisa juga berdampak negatif. Kita harus pandai atau arif menyikapinya. Kita harus pandai-pandai dalam memilih informasi termasuk film-film dari luar. Informasi atau film dari luar yang baik (positif) kita ambil, sedangkan informasi atau film yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa kita (negatif) kita buang.